Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Wilayah: Studi Kasus Kota Tangerang Dan Kabupaten Pandeglang

Authors

  • Ahmad Sabaha Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • Kalista Fauzia Hanum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • Anida Mumtaz Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • Laila Amilia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • Gus Rajan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • M.Farid Fadhilah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • Adellia Futri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • Lilah Habibah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • Deris Desmawan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

DOI:

https://doi.org/10.59086/jeb.v4i1.698

Keywords:

Ketimpangan Pembangunan Ekonomi, Kota Tangerang Kabupaten Pandeglang

Abstract

Penelitian ini menganalisis ketimpangan pembangunan ekonomi antara Kota Tangerang dan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dengan pendekatan kuantitatif deskriptif menggunakan data sekunder BPS (2020–2024). Hasil menunjukkan disparitas signifikan antara kedua wilayah, di mana Kota Tangerang memiliki PDRB per kapita (Rp96,89 juta) dan IPM (79,46) lebih tinggi dibanding Pandeglang (Rp11,29 juta; IPM 66,42). Indeks Williamson (0,791) mengonfirmasi ketimpangan struktural akibat perbedaan struktur ekonomi, kualitas SDM, dan akses infrastruktur. Rekomendasi kebijakan mencakup penguatan infrastruktur konektivitas, peningkatan alokasi anggaran untuk daerah tertinggal, dan pendekatan pembangunan berbasis potensi lokal.
This study analyzes economic development disparities between Tangerang City and Pandeglang Regency in Banten Province using a descriptive quantitative approach based on secondary data from BPS (2020–2024). The results reveal a significant disparity between the two regions, with Tangerang City showing a higher GRDP per capita (Rp96.89 million) and Human Development Index (HDI) score (79.46) compared to Pandeglang (Rp11.29 million; HDI 66.42). The Williamson Index (0.791) confirms structural inequality caused by differences in economic structure, human resource quality, and infrastructure access. Policy recommendations include strengthening connectivity infrastructure, increasing budget allocation for underdeveloped areas, and promoting development strategies based on local potential
 

References

Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Statistik Daerah Kota Tangerang 2023. BPS Kota Tangerang.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang 2023. BPS Kabupaten Pandeglang.

Boediono. (1982). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE.

Kuncoro, M. (2012). Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi Mengatasi Ketimpangan dan Membangun Daya Saing. Jakarta: Erlangga.

Kuznets, S. (1955). "Economic Growth and Income Inequality." The American Economic Review, 45(1), 1-28.

Putra, A. R. (2020). Ketimpangan Pembangunan Wilayah di Provinsi Banten: Studi Kasus Kota Tangerang dan Kabupaten Pandeglang. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 18(2), 145-160.

Sen, A. (1999). Development as Freedom. Oxford: Oxford University Press.

Sjafrizal. (2008). Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Baduose Media.

Suryahadi, A., Suryadarma, D., & Sumarto, S. (2010). The Effects of Location and Sectoral Components of Economic Growth on Poverty: Evidence from Indonesia. Journal of Development Economics, 89(1), 109-117.

Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2020). Economic Development (13th ed.). Pearson Education.

World Bank. (2020). Indonesia Economic Prospects: Strengthening Recovery. World Bank Group.

Downloads

Published

2025-05-17

How to Cite

Sabaha, A., Hanum, K. F., Mumtaz, A., Amilia, L., Rajan, G., Fadhilah, M., Futri, A., Habibah, L., & Desmawan, D. (2025). Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Wilayah: Studi Kasus Kota Tangerang Dan Kabupaten Pandeglang. Bursa : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 4(1), 37–42. https://doi.org/10.59086/jeb.v4i1.698

Most read articles by the same author(s)